Jorge Martin Harus Buktikan Diri agar Aprilia Bisa Lupakan Konflik Lama
0 Komentar 17 Juli 2025
Ridergalau.id – Jorge Martin mendapat pengingat penting soal apa yang harus dilakukan jika ingin memperbaiki hubungannya dengan Aprilia. Pembalap juara dunia MotoGP 2024 ini akan kembali balapan di MotoGP Republik Ceko akhir pekan ini di Brno, yang menjadi penampilannya yang kedua bersama Aprilia setelah cedera.
Namun, hubungannya dengan Aprilia sudah lebih dulu memanas karena pernyataannya yang mengaku ingin menggunakan klausul kontrak untuk keluar dari tim di akhir musim. Aprilia pun tak tinggal diam dan bahkan sempat mengancam membawa masalah ini ke jalur hukum.
Martin dijadwalkan hadir dalam konferensi pers khusus pada Kamis mendatang, di mana kemungkinan besar ia akan menyampaikan kejelasan tentang masa depannya. Media Spanyol sebelumnya menyebutkan bahwa Martin akan tetap bertahan di Aprilia hingga 2026.
Tapi agar semua keretakan ini bisa benar-benar ditinggalkan, ada satu syarat utama yang harus dipenuhi Martin.
“Semua soal hasil,” ujar Peter McLaren dalam podcast Crash MotoGP. “Jika Martin menang balapan, semuanya akan dimaafkan dan dilupakan, dan tak ada yang peduli lagi. Tapi dia harus melakukan itu.”
“Kalau kamu menang di MotoGP, kamu bisa lolos dari banyak hal.”
“Dia sedang berada dalam posisi yang membutuhkan itu. Aprilia sudah membuktikan kalau mereka punya motor yang kompetitif.”
“Sekarang, dia harus menunjukkan kontribusinya—mungkin bukan langsung di Brno, tapi setidaknya sebelum akhir tahun—bahwa ‘Saya bisa menang dengan motor ini, inilah alasan kalian merekrut saya’.”
“Dia harus membuktikannya, sekarang lebih dari sebelumnya. Situasi ini, yang sebenarnya tidak perlu terjadi, tidak baik untuk dirinya.”
“Dia harus tampil habis-habisan.”
Catatan Cedera dan Tekanan yang Terus Membayangi
Sejak menjuarai MotoGP musim lalu bersama Pramac Ducati, Martin beberapa kali mengalami cedera. Beruntung, berkat aturan baru, ia bisa mencoba motor Aprilia sebelum balapan dimulai, meski hanya dalam beberapa lap.
Selama ia absen, Marco Bezzecchi tampil sangat baik—menang di Inggris, naik podium di Assen, dan aktif dalam pengembangan motor. Ini makin membuat posisi Martin semakin tertekan.
“Ada banyak hal yang harus diperbaiki,” ucap Peter McLaren soal hubungan Martin dan tim.
“Di masa depan, orang akan melihat ke belakang dan berkata, ‘Juara bertahan meninggalkan Ducati untuk bergabung dengan pabrikan terbaik kedua, lalu ingin hengkang sebelum menyelesaikan beberapa balapan, sementara rekan setimnya rutin bertarung di podium, baik di lintasan basah maupun kering…’”
“Ceritanya tak akan masuk akal.”
Martin Diminta Redam Ego dan Fokus pada Aprilia
Masih dalam podcast yang sama, jurnalis MotoGP Lewis Duncan mengungkapkan bahwa Martin sedang berada dalam situasi yang sulit, dan harus bersikap dewasa jika ingin tetap dihormati.
“Ini semacam kemenangan bagi Aprilia,” ujar Duncan. “Tapi mereka punya pebalap yang tak ingin ada di sana dan mungkin akan langsung menandatangani kontrak untuk 2027 dengan tim lain begitu ada kesempatan.”
“Kecuali ada sesuatu yang dramatis terjadi—misalnya dia menyadari Aprilia luar biasa dan dia bisa menang dengan motor itu.”
“Mereka harus mengubur masalah ini. Terutama Martin, dia harus melupakan semuanya dan berkata, ‘Saya di sini, saya akan bertarung…’”
“Ini akan jadi proses panjang untuk mencapai hubungan yang harmonis.”
“Saya tidak akan menyebut ini rekonsiliasi. Ini lebih seperti kekalahan bagi Martin.”
“Dia harus menelan egonya dan mengendarai Aprilia sekuat tenaga, mengambil risiko seperti biasanya, dan menunjukkan rasa hormat kepada pabrikan.”
“Jika tidak, pintu akan terbuka bagi orang-orang untuk mengatakan, ‘Dia tidak ngotot, dia hanya ingin balapan untuk Honda’.”
“Dia menempatkan dirinya dalam situasi yang tidak menyenangkan karena kesalahannya sendiri. Ia bertaruh dan kalah.”
“Dua tahun ke depan akan jadi penentu kariernya sebagai juara dunia. Jika dia gagal mendapatkan hasil dengan motor ini, lalu pindah dan tetap gagal, maka catatan kariernya akan berakhir dengan: ‘Ia hancur karena bersikap tidak pantas sebagai seorang juara dunia’.”